Rabu, 23 September 2009

I LOVE YOU MY BRO

“Aku takut, itu itu ada itu” kata kim bum bersembunyi di belakangku sambil menunjuk kerumunan kecoa di pojokan kamarnya.
“itu kan cuma ke-co-a” aku menekankan suaraku pada kata-kata kecoa denagn muka yang BT kuadrat. BT kubik malah (sok matematik). Dikirain aku ada apa, tau-taunya KECOA!! Snap..snap..snapzz.
“iya. itu dibunuh kecoanya. bunuh soeun. ” perintah kim bum
“iya iya” kataku kesal. Aku segera mengambil sendal jepitnya kim bum lalu memukul-mukul kecoa kecoa itu dengan cepat.
“mati lo kecoa mati !! Ayo Soeun!! Pukul terus. mati semua kalian kecoa jelek!! GO SOEUN!! ” kata kim bum menyemangatiku seperti cheerleader. Setelah selesai berperang dengan para kecoa itu aku segera membuka jendela kamar kim bum lalu membuang kecoa-kecoa itu.
“selesai” jawabku bangga. Kim bum langsung memelukku dan mencium pipiku.
“kamu hebat soeun!!” kata kim bum senang.
“ini mah bi-a-sa. Kamu aja tuh yang penakut. Masa seorang kapten tim basket basket sekolah London International School (ngasal bgt nem skula nya kwkkw) yang menjadi rebutan para cewe cewe satu sekolahan takut sama ke-co-a. Please deh. wkwkwk” ejekku.
“iya iya aku penakut” katanya jujur.

Aku segera keluar dari kamar kim bum dan menuju dapur untuk makan. Sepanjang perjalanan dari kamar kim bum ke dapur (gayanya perjalanan wkakakak ketimbang Cuma 5 mnit jha hahah) kim bum terus mengikutiku.
“Soeun aku takut nih tidur dikamar sendirian, aku tidur di kamar kamu ya soeun. Ya..ya..” pinta kim bum dengan waja memelas.
“nonono” aku menggeleng-gelengkan kepalaku.
“ayolah soeun.. yayaay” wajahnya semakim memelas (kalo gw jadi soeun pasti udah gw bolehin tuh =_=)
“nononono” aku tetap pada pendirianku”
“ayolah soeun..soeun..soeun..soeun... yayaya soeun...soeun..soeun.. yayayay” kim bum terus memohon. Aduh berisik banget kak kim bum. “soeun..ayolah.. yayaya.. pliisssss” sesampainya aku didapur kim bum segera mengambil minuman lalu meminumnya.
“nngggg. Baiklah tapi untuk malem ini aja ok. Sempit soalnya kalo ada kamu. Kamu kan kalo tidur seperti badak bercula empat hahahah” kataku menyindir.
“UHUK..UHUK” kim bum tersedak mendengar perkataanku tadi. Aku hanya tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi mukanya saat tersedak. Jujur, itu lucu banget (iaa gw udah ngebayangin ni. A_A). Ia hanya memanyunkan bibirnya.
“kamu mau makan apa kim bum??” tanyaku
“terserah. Memang kamu bisa masak?? Setauku-“ potong kim bum
“jadi kamu meremehkanku?? Maksud kaka aku-“
“bukan gitu hahah . Cuma aku baru kalo kamu bisa ma-“ potong kim bum lagi
“awas ya nanti kalo masakanku sudah jadi kamu nggak boleh makan masakan-“potongku (diiringi soundtrack potong bebek angsa soalnya ngomong nya di potong” terus haahh)
“ih kok kamu gitu gitu. Nanti aku makan apa?? Tadi aku kan Cuma bercanda Soeun. Aku yakin masakanmu pastiiiii enak” kata kim bum merayu.
“baiklah. Tapi ada syaratnya” kataku sambil tersenyum nakal
“apa?” tanyanya singkat
“kamu harus bantuin aku masak . ok?” jelasku.
“ok. Deal.” Jawab kim bum. Lalu kami bersalaman (sambil voto” wkwkw)
aku mempersiapkan peralatan masak, sedangkan kim bum aku suruh untuk mengambil bahan-bahan masakannya.


“kaka, tolong ambilkan bawang merah, bawang putih, dan telur” suruhku
“ini” kim bum menyodorkan bawang merah, bawang putih dan telur.
“ambilkan wortel dan tomat” suruhku lagi
“ini” kim bum menyodorkan wortel dan tomat. Wah, kak kimbum bisa dimintai tolong juga ternyata. Aku tersenyum.
“sekarang ... tolong ambilin buncis, selada dan brokoli” kataku sambil melihat catatan resep yang kubuat.
“ini” kata kim bum sambil menyyodorkan pesananku.
“astaga. Hahahahha. Kakakku tersayang, ini itu bukan buncis tapi kacang panjang” aku menunjuk buncis yang benar. “nah, yang ini itu selada, yang kakak ambilkan itu seledri.” Jelasku. “hahaha kakak, ini itu kol bukan brokoli haahahha. Kataku sambil tertawa terbahak-bahak.
“iya, aku kan nggak ngerti masalah perdapuran adikku tercintaah” kata kim bum. “yaudah, aku nggak bantuin. Aku mengamati dirimu dari sini aja deh. Okok?”
“yupp, itu lebih baik” kataku sambil tersenyum.
Kim bum mengambil sebuah karet lalu menguncir rambutku.
“kalo begini kan kamu terlihat lebih cantik soeun.”puji kim bum
“terimakasih kakaku” kataku singkat sambil tersenyum. Aku langsung memasukan bahan-bahan masakannya ke dalam penggorengan. 1 jam kemudian seluruh masakanku sudah jadi. Ada tumis buncis, capcay, ayam goreng mentega, dan sup ikan.
“kami pulang” sapa ayah dan ibu yang baru sampai ke vila.
“bagaimana bu, tadi sudah berkeliling sini? Tante Rahma apa kabar bu? Anaknya sudah menikah?” tanyaku bertubi-tubi.
“kamu masih inget ya sama dia? Iya, anaknya sudah menikah, bahkan sudah punya cucu Rahma itu. Kapan ya ibu bisa punya cucu?” kata ibu.
“oh iya soeun, ini kamu yang masak semuanya?” tanya ayah sambil mengambil piring dan sendok untuk kami.
“iya ayah” jawabku bangga
“wah, kamu hebat sekali soeun. Anak ayah ini sudah besar ya ternyata.” Kata ayah bangga.
“tapi.. kim bum kemana soeun?” tanay ibu. Astaga aku sampai lupa sama kak kim bum. Aku keasyikan masak sih.
“mungkin ada dikamarnya bu. Biar aku cek dulu” kata ku cepat. Aku segera ke kaamr kim bum.
“kakak, ayo kita makan, makananku su-“ aku menghentikan ucapanku. Kim bum tidak ada di kamar.
“kakak kemana ya?” tanyaku kepada diri sendiri.


Biasanya kim bum kalo kesini kemana ya? Oh iya, mungkin dia ada di taman dekat sini. Iyayah, itu kan tempat favoritnya. Lalu aku segera pergi ke taman itu. 5 menit perjalananku ke taman itu. Sepi. Taman ini sangat sepi. Apa kakak ada disini ya? Lalu aku mengelilingi taman itu. 10 menit kemudian aku menemukannya. Itu dia kak kim bum sedang duduk di bangku taman di bawah pohon. Tapi kim bum tidak sendiri. Dia sedang mengobrol dengan seorang perempuan. Sepertinya aku kenal perempuan itu. Siapa ya? Aku terus berjalan mengamati mereka dari belakang. Tapi aku tidak mengamati jalanan di taman itu yang berbukit-bukit kecil. Lalu aku terpleset.
“AWW” jeritku kesakitan.
“Soeun” panggil mereka bersamaan.

Tidak ada komentar: